Gejala dan Cara Mencegah Stroke Pada Orang Dewasa

3 min read
Gejala dan Cara Mencegah Stroke Pada Orang Dewasa

Gejala dan Cara Mencegah Stroke Pada Orang Dewasa - Pada umumnya orang dewasa yang berusia dibawah 45 tahun tidak mengenali gejala stroke. Akibatnya pada saat mereka merasakan gejala stroke, banyak dari mereka yang lebih suka menunggu daripada segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

Dalam sebuag survei menyebutkan bahwa hanya 33 persen orang yang berusia dibawah 35 tahun yang mengatakan bahwa mereka akan “sangat mungkin” segera memriksakan diri ke rumah sakit apabila mengalami rasa kebas, lemah dan kesulitan berbicara. Gejala-gejala tersebut merupakan tanda penyakit stroke.

Sementara 73 persen mengatakan akan lebih suka menunggu jika gejalanya menghilang sebelum mencari pertolongan medis.

Padahal hal itu sangatlah berbahaya, karena 3 jam pertama setelah stroke merupakan “waktu emas”. Dengan kata lain, apabila dalam 3 jam pertama segera mendapatkan pertolongan medis setelah gejala stroke, hasilnya jauh lebih berbeda apabila dibandingkan dengan jika sudah terlambat.

Pengobatan pada saat “waktu emas” juga akan mencegah kerusakan lebih banyak lagi pada bagian otak akibat stroke.

Pengetahuan perihal gejala stroke pada orang muda saat ini sangatlah penting, karena stroke pada usia muda 18-45 tahun semakin meningkat dikisaran 54 persen semenjak pertengahan tahun 1990, seperti yang diungkapkan oleh Dr David Liebeskind, seorang dokter saraf dari Ronald Reagen UCLA Medical Center.

Dia mengatakan, meningkatnya obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab utama semakin banyaknya orang muda terkena stroke.

Berikut ini cara mudah mengenali gejala awal stroke dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bisa disingkat menjadi “FAST: berikut ini :

F (Face/wajah) : Apakah ketika Anda tersenyum terdapat bagian wajah yang tampak turun atau tidak simetris :

A (arms/lengan) : Apakah kedua lengan bisa dinaikkan keatas atau salah satu lengan terlihatturun ?

S (speech/berbicara) : Ketika Anda berbicara apakah terdengar pelo atau cadel?

T (Time/waktu) : Ketika Anda mengalami gejala tersebut, segeralah memeriksakan diri ke rumah sakit secepatnya.


8 Strategi Mencegah Stroke yang Baik

Stroke merupakan penyakit hilangnya sebagian seluruh fungsi neurologis (saraf) yang terjadi secara mendadak yang saat ini merupakan jenis penyakit yang serius di Indonesia karena jumlah kasusnya yang semakin hari semakain bertambah banyak.

Pada negara maju seperti Amerika Serikat, stroke merupakan penyebab kematian peringkat ketiga. Sedangkan di Indonesia sendiri, penyakit stroke adalah penyebab kematian terbesar dan juga penyebab kecacatan tertinggi.

Berikut ini akan penulis sampaikan beberapa strategi jitu untuk mencegah penyakit stroke yang bisa diterapkan oleh para pembaca sekalian.

1. Diet sehat dan berimbang

Diet sehat dan berimbang bisa diartikan banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar, susu rendah lemak, rendah kolestrol dan rendah natrium.

Untuk asupan garam tidak boleh melebihi 2.300 mg atau hanya sekitar satu sendok teh.

2. Aktivitas fisik secara teratur

Lakukan olahraga tingkat sedang secara rutin, seperti bersepeda, jogging, jalan santai dan berenang. Untuk pasien dengan tingkat resiko yang tinggi sebaiknya mengikuti program yang diawasi secara medis.

3. Kendalikan berat badan

Usahakan untuk memertahankan Indeks Masa Tubuh (IMT) pada kisaran 18,5 sampai dengan 24,9 kg/m2 dan lingkar pada pinggang kurang dari 80 cm pada wanita dan kurang dari 90 cm pada pria.

4. Stop Merokok

Rokok merupakan salah satu sumber pemicu utama pada penyakit stroke. Segeralah berhenti merokok dan sebisa mungkin tinggallah dilingkungan yang bebas dari asap rokok.

Sebenarnya ada beberapa cara untuk menghentikan kebiasaan merokok dengan terapi pengganti nikotin (permen karet, patch) dan terapi tingkah laku.

5. Hindari konsumsi alkohol

Alkohol juga memiliki efek yang buruk untuk kesehatan, dan dapat menjadi pemicu sakit stroke. Selain itu juga mengkonsumsi alkohol merupakan sesuatu yang diharamkan pada agama Islam.

6. Kendalikan hipertensi

Sebaiknya menurunkan tekanan darah yang tinggi sampai target kurang dari 140/90 mmHG.

7 Kontrol gula darah

Pada orang yang menderita diabetes, target penurunan darah lebih agresif lagi, kurang dari 130/80. Kontrol dari gula darah dengan target mencapai HbA1C < 6.5 persen.

8. Hiperkolesterolemia

Bagi penderita kolestrol tinggi, pemberian statin dan merubah gaya hidup denga target kadar koletrol LDL menjadi kurang dari 100 mg/dl.

Posting Komentar