Contoh Proposal PKM Kewirausahaan Makanan

"Silahkan kunjungi postingan Contoh Proposal PKM Kewirausahaan Makanan untuk membaca artikel selengkapnya dengan klik link di atas."

58 min read
Proposal PKM-K Kewirausahaan Makanan yang Lolos - Ada sedikit yang unik dari proposal PKM kewirausahaan ini. Jika umumnya produknya selalu berupa makanan dan minuman, kali ini masih berkaitan dengan produk kuliner tapi cukup berbeda. Dan pastinya, peluang usahanya sangat terbuka lebar.

Contoh Makalah Proposal PKM Kewirausahaan
Contoh Proposal PKM Kewirausahaan

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali mahasiswa yang terjun ke dunia bisnis dan membangun usaha sendiri. Dibandingkan bekerja di kantoran mahasiswa era ini lebih suka bekerja untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Para mahasiswa memang dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya. Salah satunya melalui program kreatifitas masahsiswa ini.

Pada artikel ini, kita akan melihat salah satu contoh proposal PKM-K yang sebenarnya tidak diajukan karena alasan penulis sendiri, yaitu hanya untuk memenuhi tugas kuliah. Tulisan ini dipublikasikan di blog ini karena proposal PKM-K ini masih termasuk peluang bisnis dan usaha di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

"PROPOSAL PKM-K KEWIRAUSAHAAN "CHOCOA BAR"


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai penghasil biji kakao terbesar ketiga di dunia. Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi penyumbang biji kakao terbesar di Indonesia. Dan Luwu Utara adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan biji kakaonya.

Ironisnya, Indonesia yang terkenal sebagai salah satu penghasil biji kakao terbesar di dunia belum dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri terhadap coklat yang cukup tinggi. Kakao (Theobrama Kakao L.) atau yang lebih akrab dengan sebutan buah coklat ini adalah bahan baku pembuatan coklat. Seperti yang kita ketahui, saat ini telah banyak industri rumahan yang menggunakan coklat sebagai bahan baku utama pembuatan produknya. Namun, untuk mendapatkan coklat sebagai bahan baku produknya cukup sulit. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia lebih suka mengekspor biji kakao mentah atau hasil olahan mereka berupa coklat bar (coklat batang). Tentu saja, untuk mendapatkan profit yang lebih besar. Karena itu, banyak industri rumahan yang menggunakan coklat sebagai bahan baku utama pembuatan produknya harus gulung tikar karena kesulitan mendapatkan coklat bar. Kalaupun ada, harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas.

Melihat uraian di atas, potensi untuk mengembangkan dan mengelolah biji kakao menjadi coklat bar sangat besar. Kelimpahan biji kakao dalam negeri, secara khusus di Luwu Utara sangat potensial untuk membantu perekonomian masyarakat jika hasilnya berhasil dioptimalkan.

Sampai saat ini, di Luwu Utara belum ada yang berniat mengelolah biji kakao menjadi coklat. Para petani biji kakao akan langsung mengirimkan biji kakao mentah mereka ke pedagang untuk kemudian disalurkan ke perusahaan-perusahaan besar di Sulawesi Selatan maupun di luar Sulawesi Selatan. Hal ini berbanding terbalik dengan pulau lainnya di Indonesia. Pulau Jawa yang bukan penghasil biji kakao sebaik Luwu Utara telah berhasil mendirikan beberapa industri rumahan yang mengelolah biji kakao menjadi coklat bar. Bahkan, bisnis waralaba (franchise coklat) dari luar Sulawesi Selatan banyak menggunakan biji kakao dari Sulawesi Selatan untuk pembuatan coklat bar industri mereka. Hasil produk coklat dari luar Sulawesi Selatan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh industri rumahan di Sulawesi Selatan sebagai bahan baku utamanya dalam pembuatan produk mereka seperti minuman coklat, coklat pralin, maupun panganan berbahan dasar coklat lainnya seperti brownies dan lain-lain.

Oleh sebab itu, usaha lanjutan dan perhatian dari semua pihak sangat dibutuhkan. Dalam menjalankan usaha pembuatan coklat bar ini, peran dari tiga tokoh utama sangat dibutuhkan. Tokoh tersebut adalah para petani kakao, pembuat coklat bar, dan home industry yang bergerak di bidang pengolahan coklat batang. Jika ketiga tokoh utama ini dapat bersinergis maka usaha ini cukup menjanjikan dan dapat bertahan bahkan berkembang dengan baik. Kemungkinan ini cukup besar karena kerjasama dari ketiga tokoh di atas akan menghasilkan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan.

Pembuat coklat bar sebagai pemeran utama harus mampu menghasilkan produk coklat bar yang berkualitas tinggi dan dapat menjamin ketersediaan stok untuk industri rumahan yang menggunakan coklat sebagai bahan baku utama pembuatan produknya.

Dengan alasan tersebut, peluang usaha menjalankan industri rumahan pembuatan coklat bar di Luwu Utara sangat berpotensi untuk menghasilkan profit yang besar. Selain dapat membantu petani, usaha ini juga akan membantu industri rumahan yang menggunakan coklat sebagai bahan baku utamanya. Ketersediaan stok coklat bar yang selama ini menjadi kendala utama mereka dapat diatasi. Bukan tidak mungkin, berdirinya usaha “Chocoa BAR” di Luwu Utara akan membentuk jiwa kreatifitas masyarakat Luwu Utara untuk membuat inovasi dari coklat termasuk inovasi di bidang kesehatan dan kecantikan.

1.2 Alasan Usaha

Berikut beberapa alasan yang mendasari usaha ini.
  1. Melimpahnya produksi biji kakao di Luwu Utara.
  2. Banyaknya industri rumahan yang menggunakan coklat sebagai bahan baku utama pembuatan produknya.
  3. Sulitnya industri rumahan menjangkau coklat bar yang murah dan berkualitas.
  4. Coklat digemari oleh hampir semua kalangan.

1.3 Luaran

Berikut hasil yang diharapkan dari berdirinya usaha “Chocoa BAR” ini.
  1. Lahirnya produk coklat bar dengan nama “Chocoa BAR”.
  2. Artikel ilmiah untuk publikasi di Koran.

1.4 Manfaat Usaha

Adapun manfaat PKM ini dan usaha ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Mahasiswa

Dengan diadakannya kegiatan ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyalurkan pikirannya dan melakukan inovasi sesuai dengan kemampuannya. Jika usaha ini berjalan maka mahasiswa akan lebih termotivasi untuk melakukan inovasi-inovasi untuk menemukan peluang usaha di lingkungan sekitar.

2. Bagi Masyarakat

Jika usaha ini berjalan sesuai dengan tujuan maka kesempatan dan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan semakin terbuka. Masyarakat akan lebih mudah membuat inovasi kreatif dari coklat karena ketersediaan bahan baku. Bukan tidak mungkin, selain usaha coklat di bidang kuliner seperti makanan dan minuman berbahan dasar coklat juga akan berdiri industri rumahan yang bergerak di bidang kesehatan dan kecantikan memanfaatkan coklat bar.

BAB 2
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Chocoa BAR adalah nama usaha kami yang bergerak di bidang pembuatan coklat bar. Usaha ini dilakukan atas pertimbangan 3 hal, yaitu melimpahnya produksi biji kakao di Sulawesi Selatan, banyaknya pelaku usaha rumahan yang menggunakan coklat sebagai bahan bakunya dan juga minat coklat oleh masyarakat yang cukup tinggi.

2.1 Lingkungan Usaha

Produksi coklat bar atau coklat batang dari biji kakao akan dilakukan di salah satu rumah anggota Chocoa BAR di Luwu Utara. Luwu Utara dipilih sebagai lokasi produksi karena memiliki akses yang luas dan cukup strategis dan juga termasuk sebagai salah satu penghasil biji kakao terbaik di Sulawesi Selatan.

Lokasi produksi akan berbeda dengan lokasi pemasaran produk. Kami akan melakukan stok coklat bar kemudian melakukan pemasaran dengan berbagai teknik yang akan dijelaskan pada poin strategi pemasaran.

Pada tahap awal, tujuan utama yang harus dicapai adalah menciptakan produk coklat bar yang dapat memenuhi permintaan pasar yang dalam hal ini adalah para pelaku usaha kuliner.

2.2 Sumber Daya dan Bahan Baku

Bahan baku utama dari usaha ini adalah biji kakao. Biji kakao sangat mudah didapatkan di Luwu Utara karena banyaknya petani kakao di lokasi ini. Jenis kakao yang mendominasi perkebunan petani adalah jenis klon 45, salah satu varietas kakao unggul yang menyerupai klon Sulawesi 1.

Kakao Klon 45 ini termasuk kakao yang memenuhi standar coklat berkualitas dengan biji kakao yang besar dan cocoa butter (Lemak coklat) yang cukup tinggi. Produksi kakao di Sulawesi Selatan, tepatnya Luwu Utara dengan klon 45 rata-rata mencapai 2 ton/hektare setiap tahunnya.

Melihat peluang dan cara pengolahan biji kakao menjadi coklat oleh beberapa bisnis waralaba atau franschise coklat di luar Sulawesi Selatan yang dilakukan di rumah membuat Chocoa Bar cukup optimistis dalam meracik coklat bar yang lebih berkualitas. Cukup menggunakan peralatan sederhana, usaha pembuatan coklat bar di rumah ini dapat dilakukan oleh semua orang.

Mengingat usaha ini dapat melahirkan pesaing di lokasi yang sama maka kami selalu melakukan inovasi rasa dan bentuk untuk menciptakan produk coklat yang berbeda dan berkualitas dari yang telah ada sebelumnya.

2.3 Peluang Pasar

Meskipun bisnis waralaba yang bergerak di bidang coklat masih terlihat baru di Luwu Utara, namun persaingan di bidang ini tidaklah sedikit. Banyak pelaku bisnis waralaba yang menargetkan Sulawasi Selatan sebagai target pasar utama mereka. Hal ini disebabkan oleh tingkat komsumsi masyarakat di Sulawesi, spesifik Sulawesi Selatan termasuk Luwu Utara cukup tinggi. Banyak usaha kuliner dan jajanan ringan yang menggunakan coklat sebagai topping bahkan sebagai bahan baku utama dari produknya.

Melihat peluang pasar yang cukup tinggi membuat kami tidak bisa menutup mata terhadap banyaknya kompetitor yang bergerak di bidang yang sama. Seperti ulasan kami sebelumnya bahwa bisnis ini termasuk bisnis baru di Luwu Utara namun sebenarnya kompetitor telah ada. Sudah ada beberapa pebisnis yang menjadi agen franschise coklat dari luar Sulawesi.

2.4 Strategi Pemasaran

Target pasar utama dari produk kami adalah para pelaku bisnis di dunia jajanan kuliner ringan seperti terang bulan, pisang coklat dan berbagai jenis lainnya yang menggunakan coklat. Menjangkau para pelaku bisnis ini tidaklah sulit. Terdapat banyak pelaku bisnis kuliner ringan disekitar kita dan di era teknologi ini pemasaran yang tertarget semakin mudah dilakukan.

Teknik pemasaran yang akan kami lakukan yang dipercaya dapat menarik minat konsumen adalah sebagai berikut.

1. Harga dan Kualitas

Terdapat 2 jenis coklat bar yang beredar di pasaran saat ini, yaitu jenis compound dan converture. Perbedaan kedua jenis coklat ini terdapat pada harga yang menunjukkan perbedaan kualitas coklat itu sendiri.

Bahan dasar pembuatan coklat adalah biji kakao. Dari biji kakao ini akan menghasilkan cocoa mass atau cocoa liquor. cocoa liquor akan diproses lagi untuk menghasilkan cocoa butter (lemak kakao) dan cocoa powder (bubuk kakao). Inilah yang membedakan kualitas antara coklat jenis converture dan compound.

Coklat jenis compound merupakan yang paling banyak digunakan karena harganya yang murah dengan kualitas rendah yang didapatkan dari kombinasi cocoa powder dan lemak nabati. Sedangkan untuk coklat jenis converture (High cocoa butter) jarang digunakan karena memiliki harga yang lebih mahal namun kualitas jauh di atas dari kualitas coklat compound dan merupakan kombinasi dari cocoa liquor dan cocoa butter. Perbedaan harga coklat bar juga tergantung pada brand dan variannya.

Kualitas utama dari produk coklat yang akan kami gunakan adalah tanpa bahan pengawet sama sekali sehingga sehat dan aman digunakan. Harga jual akan mengikuti kualitas produk dari kedua jenis coklat di atas namun tetap sesuai dengan kemampuan jangkauan target pasar utama.

2. Promosi

Kami menggunakan 2 metode promosi untuk memperkenalkan produk kami, yaitu mengunjungi secara langsung para pelaku usaha kuliner dan yang kedua menggunakan media internet. Untuk menunjang promosi maka kami melakukan inovasi pada kemasan dan bentuk coklat bar yang akan diikuti oleh inovasi di bidang rasa dan warna coklat.

Coklat merupakan kebutuhan utama bisnis mereka maka tugas utama kami adalah meyakinkan para calon konsumen untuk menggunakan hasil produksi Chocoa BAR. Oleh sebab itu, kami juga menggunakan motto “Atas nama kesehatan dan kecantikan, tak satupun akan menolak.”

Untuk menjangkau target pasar yang lebih luas, tertarget dan murah maka kami akan menjadikan media internet sebagai lokasi menjaring target pasar yang utama. Namun target pasar di sekitar lokasi produksi tetap menjadi prioritas utama kami.

3. Target Pasar

Target pasar kami adalah para pelaku usaha kuliner sehingga metode pemasaran yang akan digunakan adalah metode B2B (Business to business). Metode pemasaran B2B lebih menekankan kepada kualitas produk dan persaingan harga.

Kami harus dapat meyakinkan para pelaku usaha kuliner untuk menggunakan coklat bar hasil produksi kami. Dan untuk itu, kami akan memasang harga dan kualitas produk yang bersaing dengan promosi yang tepat sasaran.

2.5 Pengembangan Usaha

Agar usaha ini terus berjalan dan bahkan berkembang maka 3 tokoh utama harus tetap bekerja sama untuk menciptakan produk terbaik mereka masing-masing. Petani kakao sebagai penghasil biji kakao harus menghasilkan biji kakao yang berkualitas dengan memberikan perhatian lebih kepada proses fermentasi untuk mendapatkan coklat yang terbaik. Kami sebagai pengelolah biji kakao menjadi coklat harus mampu mempertanggungjawabkan coklat produksi kami kepada para pelaku usaha kuliner. Dan para pelaku usaha kuliner harus mampu berinovasi untuk memastikan olahan mereka selalu baru dan unik di mata masyarakat.

BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Flowhart Metode Pelaksanaan Kegiatan

proposal pkm kewirausahaan makanan

Contoh Proposal PKM Kewirausahaan

3.1 Persiapan Bahan Baku dan Peralatan

Pada tahap awal, kami mempersiapkan bahan baku utama terlebih dahulu. Kami melakukan pemilihan biji kakao terbaik dari petani kakao. Biji kakao yang telah difermentasi akan disortir kembali untuk memisahkan biji kakao berdasarkan kualitasnya. Selain biji kakao sebagai bahan utama kami juga membutuhkan bahan lainnya seperti gula pasir dan susu bubuk.

Untuk peralatan pembuatan coklat bar kami membutuhkan peralatan-peralatan seperti mesin roasting (oven), mesin grinding (blender), refining and conching (mixer), tempering(microwave), dan molding (cetakan coklat).

3.2 Uji Coba Pembuatan

Pada percobaan pertama, coklat bar yang kami hasilkan memiliki rasa yang sangat pahit. Hal ini diakibatkan dari proses roasting atau penyanggraian yang gosong. Teknik pemanggangan biji kakao pada percobaan pertama yang gagal ini menggunakan wajan sebagai media untuk meletakkan biji kakao. Kami meletakkan biji kakao di atas wajan di mana api langsung menyentuh permukaan wajan sehingga proses penyanggraian mengalami kegagalan.

Mengatasi masalah tersebut kami memutuskan untuk menggunakan oven sebagai mesin roasting yang hasilnya jauh lebih baik dari pada menggunakan wajan.

Tahap ini menghabiskan waktu selama satu bulan untuk mendapatkan coklat bar dengan rasa yang pas dan siap digunakan untuk bisnis kuliner seperti minuman coklat dan coklat praline.

3.3 Proses Produksi

Setelah melakukan serangkaian uji coba maka kami telah sampai kepada tahap siap produksi coklat bar skala rumahan.

Berikut cara pembuatan coklat bar untuk menghasilkan 2 kg coklat bar.

Bahan

1. Biji Kakao 1 kg (Menghasilkan cocoa mass atau cocoa liquor yang terdiri dari cocoa butter dan cocoa powder)
2. Gula pasir 300 gram
3. Susu bubuk 1 kg

Cara membuat coklat bar

1. Roasting (Menyanggrai biji kakao dengan oven listrik)

- Biji kakao yang telah disortir dari petani akan dibersihkan terlebih dahulu dari setiap kotoran seperti pasir dan sebagainya.
- Tempatkan biji kakao di nampan panggang dan siap dimasukkan ke dalam oven yang telah dipanaskan terlebih dahulu sekitar 130°C. Penyanggraian dilakukan selama 20 menit dari suhu tinggi ke suhu rendah sampai 120°C dengan syarat kulit kakao tidak gosong.
- Biji yang telah disangrai didinginkan terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemisahan kulit ari biji kakao untuk menghasilkan kakao nib (biji kakao yang telah dipisahkan dengan kulit ari biji kakao). Pada dasarnya, biji kakao yang telah disangrai telah mulai terlepas dari kulit ari dengan sendirinya.

2. Grinding ( Menggiling kakao nib dengan blender)

- Kakao nib yang telah didapatkan dari proses penyanggraian dan pelepasan kulit ari harus digiling terlebih dahulu.
- Masukkan kakao nib ke dalam blender dan giling sampai halus.
- Hasil gilingan kakao nib berupa pasta coklat yang merupakan cocoa liquor yang terdiri dari cocoa butter dan cocoa powder.

3. Pencampuran bahan (Mencampur bahan utama menggunakan mixer)

- Cocoa liquor, gula pasir dan susu bubuk dicampur dan diaduk menggunakan mixer.
- Proses selanjutnya adalah refining (pelembutan) dan conching (penghalusan). Refining bertujuan untuk mengurangi ukuran bobot coklat dan kristal gula sedangkan conching memengaruhi rasa, aroma dan tekstur coklat.
- Proses refining dan conching ini dilakukan selama kurang lebih 12 jam untuk mendapatkan hasil yang maksimal menggunakan mixer. Proses ini dilakukan secara terus menerus dengan kecepatan rendah dan tetap.

4. Tempering (Menggunakan microwave)

- Proses tempering adalah proses penaikan dan penurunan suhu pada saat pelelehan coklat. Pastikan mengaduk adonan selama proses tempering coklat tidak menimbulkan gelembung.
- Tempering di awali dengan memanaskan coklat secara bertahap dari suhu 33°C menjadi suhu 48°C selama 10 menit menggunakan microwave.
- Dinginkan coklat kembali sampai pada suhu 33°C dan secara bertahap sampai menyentuh suhu 26°C kemudian kembali lagi ke suhu awal 33°C.

5. Molding (Pencetakan)

- Setelah serangkaian proses pembuatan coklat di atas, saatnya untuk menuangkan adonan ke dalam cetakan coklat.
- Coklat dituang ke dalam cetakan pada saat suhu coklat masih 32°C.
- Simpan di dalam lemari pendingin sampai coklat mengeras
- Coklat dilepaskan dari cetakan dan siap untuk dikemas.

3.4 Pengemasan

Coklat bar hasil produksi kami menggunakan kemasan 250 gram berupa box khusus dengan merek “Chocoa BAR”. Kemasan coklat bar didapatkan dari industri rumahan yang melayani pemesanan dan pembuatan kemasan produk.

3.5 Promosi dan Pemasaran

Target pasar utama dalam mempromosikan produk coklat bar yang kami produksi adalah industri rumahan yang bergerak di bidang usaha kuliner. Coklat bar kami promosikan ke usaha kuliner di sekitar area produksi dan juga merambah pasar yang lebih luas dengan mengutamakan promosi secara online.

Kami mendirikan stand khusus yang digunakan untuk menyimpan dan mempromosikan coklat bar hasil produksi yang lokasinya dekat dengan lokasi produksi. Stand ini juga dapat digunakan untuk melayani pelanggan yang ingin secara langsung melihat stok coklat bar yang tersedia di gudang kami.

Dalam melakukan promosi, kami menggunakan brand Chocoa BAR dengan maksud menciptakan image produk sendiri. Brand atau merek tersebut akan ditempelkan pada kemasan dengan desain yang unik dan menarik.

Untuk menunjang promosi dan pemasaran produk secara online, kami telah menyediakan akun instagram dan fanspage facebook serta situs blog khusus dunia kuliner untuk menjangkau target pasar yang tertarget. Selain itu, kami akan melakukan promosi dengan beberapa akun facebook tertarget yang dikelola oleh tim atas nama brand produk kami.

Agar produk kami menarik minat calon konsumen, maka kami akan menggunakan teknik promo dan diskon khusus, seperti bonus bagi pembeli pertama di hari-hari tertentu dengan tujuan melariskan produk.

Sampai saat ini, harga produk merupakan hal yang paling mempengaruhi daya beli seseorang. Oleh sebab itu, harga yang akan kami tawarkan tidak akan terlampau jauh dengan harga yang ditawarkan oleh kompetitor yang bergerak di bidang yang sama.

3.6 Analisis Ekonomi Usaha

Analisis ekonomi usaha ini meliputi anaisis SWOT yang akan dijekaskan berikut ini.

1. Strength (Kekuatan)

- Bahan baku mudah didapatkan dari petani kakao di lapangan.
- Harga coklat bar yang kami tawarkan cukup terjangkau sesuai dengan kualitas.
- Coklat batang tanpa pengawet sehingga dapat menjamin kesehatan konsumen.

2. Weakness (Kelemahan)

- Membutuhkan modal usaha yang cukup besar serta kerja keras.
- Ketahanan produk tidak terlalu lama karena tanpa menggunakan bahan pengawet.
- Produk sejenis bertebaran di mana-mana dengan berbagai kualitas.
- Harga bahan baku yang tidak stabil karena harga biji coklat mengikuti harga dari pedagang yan g dipengaruhi oleh harga BBM.

3. Opportunity (Peluang)

- Produk coklat bar banyak dibutuhkan oleh para pelaku usaha kuliner rumahan.
- Semua kalangan menyukai coklat sehingga permintaan coklat bar dari usaha kuliner rumahan akan selalu ada.
- Belum ada usaha yang benar-benar menjalankan usaha ini kecuali agen bisnis franschise yang memasarkan produk coklat bar mereka.
- Lokasi pemasaran memiliki jangkauan yang cukup luas.

4. Threat (Ancaman)

- Banyaknya kompetitor di bidang yang sama yang memasarkan produk dari luar daerah Sulawesi yang lebih murah. Untuk mengatasi masalah ini, kami akan memberikan kualitas coklat terbaik di atas coklat yang banyak beredar dengan menggunakan metode promosi yang menarik. Harga yang kami berikan juga akan menyesuaikan dengan harga di pasaran namun tetap mengutamakan kualitas yang mempengaruhi harga produk.
- Mengingat mudahnya mendapat bahan baku biji kakao di Luwu Utara maka kemungkinan lahirnya kompetitor di bidang pembuatan coklat bar dengan meniru sistem yang kami gunakan juga sangat besar. Untuk mengatasi masalah ini, kami akan selalu bergerak dan berinovasi sebelum kompetitor berkembang dan melebihi kami.
- Daya beli masyarakat Indonesia secara online masih rendah, terutama untuk produk makanan seperti coklat bar. Untuk mengatasi masalah ini, tahap pertama pemasaran akan menyasar para pelaku usaha kuliner di sekitar lokasi usaha dengan melakukan promosi offline.
- Metode B2B yang dikombinasikan dengan promosi online tidak akan berhasil tanpa adanya testimoni dan rating yang positif dari para pelanggan lainnya. Target pasar B2B memiliki kecenderungan untuk menyelidiki secara mendalam produk sebelum mereka memutuskan untuk melakukan pembelian sebuah produk. Untuk mengatasi masalah ini, kami memanfaatkan solusi terhadap ancaman sebelumnya. Feedback yang positif dari para pelaku usaha kuliner yang telah memakai produksi coklat bar kami melalui promosi offline dapat menjadi daya tarik para target pasar online. Kami tidak akan meminta mereka untuk memberikan komentar berlebihan terhadap produk kami. Namun kami akan memastikan bahwa mereka mendapatkan kepuasan atas penggunaan coklat bar hasil produksi kami.

3.7 Laporan Kegiatan

Jika proposal rencana usaha ini disetujui, laporan kegiatan dan pertanggungjawaban akan dilakukan minimal 30 hari setelah penjualan produk pertama.

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Berikut perhitungan anggaran biaya bisnis dan usaha ini:

Ringkasan Total Pengeluaran
No
Jenis Pengeluaran
Biaya
1
Biaya Peralatan
Rp 4.755.000,-
2
Biaya Habis Pakai
Rp 4.820.000,-
3
Biaya Perjalanan dan Operasional
Rp 650.000,-
4
Biaya Lain-lain
Rp 895.000,-
Biaya Total
Rp 11.120.000,-


4.2 Jadwal Kegiatan


Kegiatan PKM ini, dilaksanakan selama 8 bulan. Rencana ini tertera pada table di bawah ini:

Tabel Rencana Jadwal Pelaksanaan Program
No
Kegiatan
Bulan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
1.
Persiapan Alat dan Bahan








2.
Uji Coba Pembuatan








3.
Proses Produksi








4.
Pengemasan








5.
Promosi dan Pemasaran








6.
Analisis Ekonomi Usaha








7.
Laporan Akhir







 \

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Biaya Peralatan


No
Material
Kuantitas
Harga Satuan
Total
1
Oven Listrik
1
Rp 1.350.000,-
Rp 1.350.000,-
2
Blender
3
Rp 310.000,-
Rp 930.000,-
3
Mixer
3
Rp 300.000,-
Rp 900.000,-
4
Microwave
1
Rp 1.300.000,-
Rp 1.300.000,-
5
Cetakan Coklat
5
Rp 15.000,-
Rp 75.000,-
6
Tempat Dagang
1
Rp 200.000,-
Rp 200.000
Biaya Total
Rp 4.755.000,-

2. Biaya Habis Pakai


Perhitungan biaya bahan habis pakai dalam pembuatan coklat bar di bawah ini akan menghasilkan coklat bar siap jual dengan berat 90 kg.

No
Nama Bahan
Kuantitas
Harga Satuan
Total
1
Biji Kakao
40
Rp 38.000,-
Rp 1.520.000,-
2
Gula Pasir
20
Rp 17.000,-
Rp 340.000,-
3
Susu Bubuk
40
Rp 50.000,-
Rp 2.000.000,-
4
Kemasan
240
Rp 4.000,-
Rp 960.000,-
Biaya Total
Rp.4.820.000,-

3. Biaya Perjalanan dan Operasional Alat


No
Material
Keterangan
Harga
1
Listrik untuk Operasional Alat
Untuk 30 Hari
Rp 50.000,-
2
Transportasi Membeli Peralatan
Hanya 1 kali
Rp 250.000,-
3
Transportasi Mendapatkan Bahan
Stok 30 Hari
Rp 150.000,-
4
Pengiriman Barang
Untuk 30 Hari
Rp 200.000,-
Biaya Total
Rp 650,000,-

4. Biaya Lain-lain (Administrasi, Publikasi, Seminar, Laporan, Lainnya)

No
Material
Kuantitas
Harga Satuan
Keterangan
1
Internet
1
Rp 100.000,-
30 Hari
2
Banner
1
Rp 70.000,-
1 Unit
3
Pamflet
100
Rp 6.000,-
100 Lembar
4
Brosur
250
Rp 500,-
250 Lembar
Biaya Total
Rp 895.000,-

Total Pengeluaran

No
Jenis Pengeluaran
Biaya
1
Biaya Peralatan
Rp 4.755.000,-
2
Biaya Habis Pakai
Rp 4.820.000,-
3
Biaya Perjalanan dan Operasional
Rp 650.000,-
4
Biaya Lain-lain
Rp 895.000,-
Biaya Total
Rp 11.120.000,-

Demikianlah Contoh Proposal PKM di bidang kewirausahaan dan bisnis terbaru. Sekali lagi, proposal ini belum diajukan dan belum tentu lolos PIMNAS. Jika mau proposal dalam bentuk file ms. office word, silahkan tulis emailnya di kolom komentar. Untuk file proposal PKM kewirausahaan PDF dan file lainnya, masih akan dibuatkan database untuk upload file dan berkas. Jadi tunggu aja, ya!

Membuat proposal seperti ini dapat membentuk rencana bisnis sehingga biaya dan anggaran menjalankan sebuah bisnis dapat lebih dikontrol sehingga memperkecil resiko kegagalan dalam dunia bisnis. Atau untung-untungnya, proposal PKM yang kamu ajukan lolos PIMNAS dan menerima bantuan modal usaha. Ingat! Kreatif dan inovatif.

Download Proposal PKM.PDF

Download

Semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung. Selain ide usaha yang kamu dapatkan di artikel ini, kamu juga bisa melihat struktur penulisan makalah proposal PKM.
Posting Komentar